I.
Resume Buku Dan Teori
A.
Bersahabatlah dengan anak dan jadilah teladan
Sikap bersahabat dengan anak mempunyai peranan besar dalam mempengaruhi jiwanya. Perilaku seseorang akan
menjadi cermin bagi sahabatnya. Rasulullah saw. biasa
menemani anak anak dalam banyak kesempatan. orang tua harus
menyediakan waktu untuk menemani anak anaknya.
Anak-anak juga perlu dicarikan teman sebaya.
Jika orang tua pandai memilihkan teman yang saleh
untuk anak-anaknya dan mengawasi perilaku mereka serta
membimbingnya, maka hal itu akan mendatangkan kebaikan bagi dirinya.
Faktor keteladanan juga mempunyai pengaruh besar terhadap
jiwa anak. Sebab biasanya anak akan meniru
kedua orang tuanya. Bahkan kedua orang tuanya akan
mencetak perilaku paling kuat. Imam Ahmad Bin Hanbal meriwayatkan hadits dari Abu
Hurairah, semoga Allah meridhainya-bahwa Nabi saw. Bersabda:
"Barang siapa mengatakan kepada anaknya, 'Kemarilah aku beri sesuatu', tapi tidak memberinya maka itu merupakan kebohongan."
Anak-anak akan meniru perilaku orang dewasa
yang mereka amati. Jika mereka mendapatkan kedua orang
tuanya jujur, maka mereka akan tumbuh menjadi orang
jujur. Demikian pula dalam hal lainnya. Anak-anak
melihat orang dewasa di sekitarnya sebagai sosok
ideal. Jadi, ayah dan ibu di rumah atau guru di
sekolah, dengan segala perilakunya akan menjadi contoh
yang akan ia tiru. Di sinilah arti penting larangan menampakkan sikap kontradikitif di depan anak-anak. Tidak boleh sama sekali, misalnya, mengatakan
kepada anak-anak bahwa dusta itu salah dan haram sementara
kita berdusta di hadapannya. Atau bahwa kita tidak boleh kotor tapi kemudian mereka melihat kita makan tanpa mencuci tangan
terlebih dahulu. Jadi keteladanan merupakan faktor
penting dalam membentuk kesalehan atau kenakalan anak.
Teori : Ida hanif dan Hanifudin, mengatakan
peran dan sikap orang tua mempunyai dampak yang signifikan untuk menentukan
kepribadian si anak. Misalnya jika orang tua terlalu disiplin menyebabkan pola
tingkah laku anaknya yang impulsive/terlalu labil, tidak dapat mengambil
keputusan, nakal, dan bersikap suka bermusuhan dan agresif. Sedangkan bagi
orang tua yang terlalu melindungi dampaknya bagi anak adalah perasaan tidak
aman, dengki, mudah gugup dan lari dari kenyataan, sangat bergantung dan mudah
menyerah, kurang bertanggung jawab, dan sulit bergaul. Selain itu egois, sulit
bergaul, tidak mampu mengendalikan emosi, dan suka berbuat onar serta
bertengkar
Uraian diatas dapat disimpulkan, bahwasannya, peran orang
tua baik itu yang bersifat genetic maupun pembinaan sehari-hari sangat
mempengaruhi dan menentukan perkembangan dari fungsi jiwa anak
B.
Tunaikan hak-hak anak
Diantara hak paling penting yang wajib kita tunaikan kepada anak adalah
memahaminya, berempati kepadanya, dan menasihatinya jika ia melakukan
kesalahan. Beliau mengajari kita menerima kebenaran dari anak kecil tanpa rasa
angkuh dan merasa turun gengsi.
C.
Gembirakan dan hiburlah hatinya
Kegembiraan memainkan peran yang sangat penting dan berpengaruh kuat
dalam jiwa anak. Rosulullah membuat anak-anak gembira dengan cara menyambut
dengan hangat, mencium dan bercanda, mengusap kepala, menggendong dan
memeluknya, memberikan makanan yang baik, atau makan bersama mereka.
Itu dapat terjadi jika kita
memperaktekkan apa yang kita ketahui mengenai cara otak bekerja. Menurut
pandangan para ahli, syarat bagi pembelajar yang efektif adalah dengan
menghadirkan “lingkungan “ seperti masa kanak-kanak yang mendukung dan
menggembirakan.
Teori : seorang ahli
psikologi Mihaly Csikszentmihalyi mengatakan bahwa: “konsentrasi mengantarkan
otak manusia pada titik optimal, suatu kesadaran yang demikian terfokus
sehingga pelakunya menyerap semua kejadian di sekelilingnya”. Ini terjadi
ketika seseorang menikmati perasaan yang sangat nyaman tanpa keterpaksaan dan
menjalankan kegiatan dengan puncak kemampuannya.
Lebih lanjut ketika Csikszentmihalyi
mengatakan selama beberapa tahun pertama kehidupan kehidupan setiap anak adalah
“mesin belajar” kecil yang tidak kenal lelah mencoba dan mencoba lagi
gerak-gerak baru, kata-kata baru setiap hari. Perhatikanlah dengan seksama,
pusatkanlah pada wajah seorang anak tatkala belajar keterampilan baru. Apa yang
mereka perlihatkan adalah indikasi bagus dari “ rasa senang”. Dan setiap jenis
pembelajaran yang menyenangkan menambah kompleksitas perkembangan diri anak
tersebut.
D.
Gunakan cara “siapa menang dia dapat”
Kompetisi akan membangkitkan potensi-potensi terpendam pada manusia
secara umum dan lebih pada anak-anak. Kompetisi juga akan memunculkan semangat
kebersamaan antar anak-anak, menjauhkan mereka dari sikap individualistic, dan
melatih mereka untuk memahami kehidupan.
Metoda melontarkan pertanyaan merupakan salah satu cara paling baik
untuk menarik perhatiannya dalam mendidiknya, terutama jika ingin memunculkan
kemampuannya yang terpendam dan membangun semangat bersaing dan kesiapan
menghadapi tantangan.
Berdasarkan tahapan perkembangan, di
usia 3 atau 4 tahun, anak-anak mulai bermain bersama dalam kelompok, berbicara
satu sama lain dan memilih teman bermain.
Teori
:
Elizabeth B. Hurlock , ahli perkembangan anak, memasukkan persaingan sebagai
salah satu pola perilaku situasi sosial pada masa kanak-kanak awal. Ketika Anda
melihat si kecil suka berlomba minum susu dengan kakaknya, atau saling
membandingkan tinggi badan dengan para sepupu, itu pertanda perkembangan
psikologis si kecil anda sehat. Pada masa ini orang tua bertugas mengarahkan
anak agar persaingan berlangsung sehat. Artinya, persaingan tanpa campur tangan
orang dewasa merupakan bagian dari kegiatan bermain, mendorong anak
meningkatkan keterampilan atau kemampuan, dan menempa daya juang anak.
E.
Bercengkrama dengan anak dan berilah ia mainan
Bercanda dan bercengkrama dengan anak akan menumbuhkan jiwanya dan
mengungkap apa-apa yang tersembunyi di dalamnya . kita mendapatkan keteladanan
pada idri Rasulullah saw. Beliau bercanda dengan Hasan dan Husain. karena
permainan bagi anak-anak mempunyai beberapa manfaat dan menanamkan beberapa
nilai, di antaranya :
1. Nilai fisik. Permainan yang aktif
sangat penting bagi penumbuhan otot anak . dengan bermain ia akan berlatih
keterampilan dalam menemukan dan menghimpun sesuatu.
2. Nilai edukatif . permainan membuka
peluang selua-luasnya bagi anak untuk belajar tentang banyak hl melalui
alat-alat permainan yang bervariasi. Seperti mengenal bentuk , warna , atau ukuran
. dan sering kali dengan permainan itu anak-anak memperoleh pengetahuan yang
tidak mungkin diperoleh dari sumber lain.
3. Nilai sosial. Dengan bermain anak
belajar membangun hubungan social dengan orang lain dan bagaimana cara sukses
bergaul dengan mereka dengan permainan kolektif ia juga dapat belajar bagaimana
member dan menerima.
4. Nilai akhlak. Melalui permainan anak
akan mempunyai pemahaman awal tentang benar dan salah. Ia juga akan mengenal
beberapa nilai akhlak, dalam bentuk awal, seperti keadilan,kejujuran, amanah, disiplin,
dan sportifitas.
5. Nilai kreatifitas. Dengan permainan
ia dapat mengungkapkan kemampuan kreatifitasnya dan mempraktikan gagasan-gagasan
yang dimilikinya
6. Nilai kepribadian. Si anak , melalui
permainan akan mampu menemukan banyak hal tentang dirinya . ia dapat mengukur
kemampuan dan keterampilannya melalui interaksinya dengan teman-temannya . ia
juga belajar dari problem-problem yang dihadapinya itu bagaimana ia dapat
menghadapinya .
7. Nilai solutif. Dengan permainan, anak akan keluar dari keterangan yang muncul akibat banyaknya ikatan yang dipaksakan kepadanya makanya kita sering menyaksikan anak-anak yang berlatarbelakang keluarga yang terlalu banyak ikatan, perintah, dan larangan , bermain lebih agresif dibandingkan anak lainnya . bermain juga merupakan salah satu sarana yang baik untuk mencairkan permusuhan.
7. Nilai solutif. Dengan permainan, anak akan keluar dari keterangan yang muncul akibat banyaknya ikatan yang dipaksakan kepadanya makanya kita sering menyaksikan anak-anak yang berlatarbelakang keluarga yang terlalu banyak ikatan, perintah, dan larangan , bermain lebih agresif dibandingkan anak lainnya . bermain juga merupakan salah satu sarana yang baik untuk mencairkan permusuhan.
Teori :
Papalia (1995), seorang ahli perkembangan manusia dalam bukunya Human
Development, mengatakan bahwa anak berkembang dengan cara bermain. Dunia
anak-anak adalah dunia bermain. Dengan bermain anak-anak menggunakan
otot tubuhnya, menstimulasi indra-indra tubuhnya, mengeksplorasi dunia
sekitarnya, menemukan seperti apa lingkungan yang ia tinggali dan menemukan
seperti apa diri mereka sendiri. Dengan bermain, anak-anak menemukan dan mempelajari
hal-hal atau keahlian baru dan belajar (learn) kapan harus menggunakan keahlian
tersebut, serta memuaskan apa yang menjadi kebutuhannya (need). Lewat
bermain, fisik anak akan terlatih, kemampuan kognitif dan kemampuan
berinteraksi dengan orang lain akan berkembang.
Begitupun Jean Piaget mengatakan bahwa
“Bagi anak bermain adalah sarana mengubah kekuatan potensial dalam diri menjadi
pelbagai kemampuan dan kecakapan. Bermain adalah sarana utama untuk belajar
hukum alam, hubungan antara orang dan obyek”
Teori attachment diusulkan
oleh Bowlby (1969), bahwa orientasi anak terhadap pengasuh didasarkan pada
"motif ketergantungan". Ketika anak menyelesaikan tugas perkembangan dan terlibat dalam hubungan antara ibu dan
anak, anak juga mulai menampilkan selera
untuk membangun persahabatan dengan orang lain, membentuk keterampilan
sosial, pengetahuan, dan keyakinan. Ibu dan anggota keluarga lain memainkan
peran penting dalam masuknya
balita ke dalam hubungan sosial yang lebih luas, gaya komunikatif, membentuk
hubungan yang berarti dan berkelanjutan.
F.
Gunakan metode “apa yang menghalangimu untuk mengatakannya”
Motivasi mempunyai peranan besar terhadap
jiwa anak dalam mewujudkan kemajuan aktifitas positif yang membangun, dalam
menumbuhkan kemampuan dan dalam menyalurkan bakatnya.
Motivasi juga akan mendukung kontinuitas kerja dan
mendorong anak untuk maju. Hadits Rasulullah saw.,
"Siapa yang lebih dulu sampai kepadaku maka ia akan memperoleh itu dan
ini," adalah dalil untuk itu.
G.
Tumbuhkanlah rasa percaya diri
1. Memperkuat kemauan anak
2. Menumbuhkan kepercayaan social
Ketika anak bergaul dengan orang dewasa dan berkumpul dengan teman-teman
sebaya maka akan tumbuh rasa kepercayaan sosialnya. Ini yang kita tangkap dari kesertaan para sahabat terhadap
anak-anaknya. Anak-anak mereka biasa menghadiri majlis Rasulullah saw. karena orangtua mereka mengajaknya. 'Umar Bin Khaththab
menemani anaknya datang ke majlis Rasulullah saw.
3. Menumbuhkan kepercayaan ilmiah
Ini dicapai dengan cara mengajarinya al-Qur'an,
Sunnah, dan sirah Nabi saw. yang agung. Kelak anak akan tumbuh dengan membawa ilmu yang luas. Maka tumbuhlah
kepercayaan ilmiah dalam dirinya karena ia memiliki
hakikat-hakikat ilmu yang jauh dari khurafat dan dongeng-dongeng. Sebaiknya anak dimotivasi untuk menghafal dengan diberi hadiah.
4. Menumbuhkan kepercayaan ekonomi dan
bisnis
Hal itu dapat diwujudkan dengan membiasakan anak
berjual-beli, berjalan di pasar dengan disertai orangtuanya untuk memenuhi
keperluan mereka.
Dan akhirnya saya ingin mengingatkan
Anda tentang beberapa cara yang salah yang oleh para
ahli pendidikan dinilai dapat menyebabkan anak kurang percaya diri,
yakni:
a. Cara mendidik dengan mengandalkan
bentakan dan pukulan
b. Dominasi orangtua yang tidak
memberikan keleluasaan bagi anak untuk berfikir dan bertindak.
c. Tidak mendorong anak untuk mandiri.
d. Tidak mewujudkan suasana psikologis
yang membuat anak merasa nyaman, penuh percaya diri, berani, dan tidak dicekam
ketakutan.
Teori
: orang tua harus menumbuhkan sikap Percaya
Diri (Self Confidence). Hal ini digunakan untuk meyakinkan pada
kemampuan dan penilaian (judgement) anak dalam melakukan tugas dan
memilih pendekatan yang efektif. Hal ini termasuk kepercayaan atas kemampuannya
menghadapi lingkungan yang semakin menantang dan kepercayaan atas keputusan
atau pendapatnya. Orang yang tidak percaya diri akan merasa terus menerus
jatuh, takut untuk mencoba, merasa ada yang salah dan khawatir.
|
II. KESIMPULAN
Pada buku 25 kiat mempengaruhi jiwa dan akal
anak ini membahas terkait hubungan anak dengan orangtua dengan tipe keluarga dua
generasi ( two generation) yaitu nuclear family yang terdiri dari suami/ayah,
istri/ibu, dan anak baik adopsi maupun biologis. Dalam buku inipun menceritakan
tentang pentingnya pengasuhan orangtua terhadap perkembangan anak.
NAMA : MUCHOLILATUL CHOTIMAH (0911230019)